REDAKSIRIAU.CO BAGAN SINEMBAH - Tidak adanya tanda tanda akan dibangunnya terminal angkutan barang di Kota Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, yang merupakan Barometernya Kabupaten Rokan Hilir, bukti tidak seriusnya Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rohil yang dari kecamatan tersebut, tidak berkontribusi.

"Ada 10 anggota DPRD yang ada di sini (Bagan Sinembah red) tidak berkontribusi untuk pembangunan terminal barang. Akibatnya, truck tronton dan triton yang memuat barang, seenaknya saja parkir melakukan bongkar muat di pinggiran jalan lintas sumatera ini sering menjadikan jalan itu macet," Kata Herman salah seorang warga kepada wartawan, Senin (5/10) di Bagan Batu.

Menurut pria yang juga seorang penulis itu, aturannya ke 10 anggota dewan itu harus terus menerus mengusulkan pembangunan terminal itu agar dapat berdiri di wilayah perbatasan Riau-Sumut.

"Karena, kalau pembangunan terminal itu sudah berdiri, tentukan yang dapat nama karena sudah menjawab keluhan masyarakat mengenai kemacetan itu, ya anggota dewan itu juga. Disamping itu, pembangunan tersebut, juga bisa mendongkrak hasil pendapatan asli daerah (PAD) di sektor perhubungan yang konon menurut data yang terlihat, menurun," Ujarnya.

Sebenarnya kata Herman lagi, mestinya kesepuluh anggota dewan itu berinisiatif mendesak Pemkab Rohil untuk dibuat peraturan daerah (Perda) mengenai kewajiban supir pengangkutan membayar Rp30 ribu per unit. Sehingga, hal itu dapat menunjang dan membantu pembangunan terminal yang dimaksud itu.

"Bayangkan saja, kalau memang berinisiatif untuk meningkatkan PAD disektor Perhubungan, saya rasa itu bisa secepatnya dibangun. Apalagi kendaraan yang lalu lalang di wilayah perbatasan ini, sangat banyak. Dan jumlahnya lebih kurang 1000 unit, bahkan mencapai 1.500 unit. Jadi kalau itu diterapkan, saya yakin dana dari retribusi itu, pembangunan terminal itu dapat tercapai," Jelasnya.

Sekedar diketahui, untuk saat ini, terminal yang ada di Bagan Batu dan terletak di Jalan Lancang Kuning, sudah tidak dipergunakan lagi karena jalan dan kondisinya tidak memadai. Sehingga, kini terminal itu sudah tidak diaktifkan yang keberadaannya berada di tengah kota.

Hal senada diucapkan M Sinambela, seorang pengamat tata kota. "10 anggota dewan yang ada di kecamatan ini, semuanya mementingkan dirinya sendiri. Boro boro mikirin rakyat, mikirin partainya saja hanya lima tahun sekali. Itupun saat dia mencalon lagi, baru sibuk menemui kantong kantong suaranya. Dan itu bukan rahasia umum lagi," Tukasnya.