REDAKSIRIAU.CO.ID, KAMPAR - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melalui PT Elnusa Tbk, terus melakukan ledakan gel untuk kegiatan seismik.

Saat ini sudah 357 bangunan warga di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang rusak akibat kegiatan tersebut.

 

Jumlah ini diperkirakan terus bertambah, karena kegiatan ledakan gel untuk seismik masih terus dilakukan hingga 10 hari ke depan.

Humas PT Elnusa, Gunawan Depari, vendor PT PHR yang melakukan kegiatan, ketika ditemui bertuahpos.com Rabu 8 Maret 2023, akibat kegiatan ledakan gel untuk seismik yang sudah berlangsung beberapa bulan belakangan memang ada mrngakibatkan kerusakan bangunan warga.

Namun sudah dilakukan perbaikan secara bertahap hingga hari ini.

“Betul ada yang retak, tetapi retak halus belum ada bangunan yang retaknya itu sampai membelah dinding,hanya retak halus dibagian dinding gak tembus ke batu bata, kebanyakan yang retak itu ebelumnya sudah retak oleh karena ada getaran, maka retak lama itu bertambah, tetapi pihak PHR tetap memperbaikinya secara menyeluruh yang pelaksananya dilakukan oleh PT Elnusa,” ujarnya

“Total keseluruhan ada 357 bangunan yang rusak. Namun dari jumlah itu, 208 di antaranya sudah diperbaiki. Saat ini ada sekitar 149 bangunan yang belum diperbaiki. Kita rencanakan menjelang lebaran nanti 149 bagunan ini sudah selesai diperbaiki,” ujarnya.

Belum tuntasnya perbaikan rumah warga yang rusak akibat kegiatan PT PHR dan PT Elnusa ini, Reza Pathoni, Humas PT Elnusa, secara terpisah menambahkan disebabkan jumlah tukang yang terbatas, sehingga perbaikannya filakukan bettahap.

 

Reza Fathoni, juga menyebutkan agak susah mencari tukang sekitar Petapahan.

“Soalnya pada ikut borongan keluar kota,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Gunawan, Humas PT Elnusa di lapangan, mengakui bahwa jumlah kerusakan bangunan akibat kegiatan ledakan seismik diperkirakan masih bertambah karena saat ini kegiatan masih berlangsung di Desa Tanjung Sawit dan Sumber Makmur.

“Saat ini posko pengaduan dampak kegiatan itu baru dibuka dan akan ditutup hingga 10 hari setelah selesai kegiatan,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Gunawan Depari melurusnkan, bahwa ledakan yang terjadi dalam kegiatannya ini tidak menggunakan bom, akan tetapi sejenis gel yang mengandung kandungan pospot, sehingga tidak merusak tanaman dan struktur tanah.

“Ledakannya hanya untuk menghasilkan sumber getar, bukan untuk merusak,” ujarnya.

Secara terpisah, Kades Tanjung Sawit, Tubagus, yang dikonfirmasi bertuahpos, mengatakan, untuk kegiatan ledakan seismik yang dilakukan di Tanjung Sawit dan Sumber Maksmur, yang baru beberapa hari ini, sudah ada 20 lebih masyarakat yang mengadu terkena dampak, seperti bangunannya retak dan lainnya.

 

“Yang sampai ke pihak desa sudah ada 20an warga yang mengadu,” ujarnya.

“Namun kepada warga yang terkena dampak, saat ini dapat mengadukannya ke posko pengaduan yang dibuka oleh PT Elnusa, disamping kantor desa,” ujarnya.

Petugas Elnusa yang ada di posko pengaduan ketika ditemui mengataman, posko tersebut baru dibuka hari ini dan sudah masuk dua.pengaduan.

sumber  : bertuahpos.com