REDAKSIRIAU CO.ID  PASIRPANGARAIAN - Usia bayi Arsyilah asal Rohul yang lahir tanpa tulang tempurung kepala hanya bertahan 15 hari. 

Tak ada firasat pada kedua orangtuanya, Arsyilah Safitri meninggal dunia dengan meninggalkan senyum keabadian untuk ayah bundanya di rumahnya, di Desa Lubuk Bendahara Kecamatan Ujung Batu.

Setelah bertahan dengan segala keterbatasan, bayi penderita Anenchepaly (lahir tanpa tulang tempurung kepala, red) meninggal di usianya ke 15 hari pada Rabu (23/2/2022) pukul 04.00 dini hari.

Kenangan yang dirasakan pihak keluarga terhadap bayi bernama lengkap Arsyilah Safitri itu sangat luar biasa. Termasuk bagi seluruh masyarakat yang turut serta memberikan perhatian dari awal kelahiran sampai meninggal.

 

Dwi Arisusanto, ayah Arsyilah mengatakan, sekalipun lahir dengan berbagai kekurangan, namun anak pertamanya itu berhasil mengangkat derajatnya dengan baik.

 

"Walaupun kita tahu, tempurung kanya gak ada dan lahir dengan kekurangan. Namun, anak kami berhasil mengangkat derajatnya dan tidak membuat orangtuanya kesusahan," jelasnya.

 

"Anak kami juga berhasil membuat banyak orang memberikan perhatian pada dirinya selama 15 hari belakangan," tambah Dwi.

Dia melanjutkan, sehari sebelum meninggal, Arsyilah mengalami demam tinggi dan batuk berdahak. Dwi dan istrinya Rossi Lestari harus bergantian menjaga anak semata wayangnya itu.

Uniknya, walaupun batuk, Arsyilah tergolong kuat untuk mendorong lendir di tenggorokannya supaya dapat dikeluarkan.

Sebagai ayah, Dwi merasa hari terakhir Arsyilah bersama dirinya sangat luar biasa. Sepanjang malam, kata dia, anak bayinya itu tiba-tiba berbalik badan menghadap dirinya sambil memeluk.

Teribunpekanbaru.co