REDAKSIRIAU. CO. ID  Penggunaan teknologi light detection and raging (Lidar) telah memberi harapan baru bagi para arkeolog Indonesia untuk mengungkap misteri peradaban di kompleks percandian Muarajambi, KabupatenMuaro Jambi, Jambi.

Seperti diketahui, Indonesia dikenal akan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. Salah satunya adalah peninggalan Sriwijaya, negeri di Nusantara yang wilayah kekuasaannya membentang dari Selat Malaka hingga pantai timur Sumatra.

Namun, masih banyak misteri di balik kejayaan Sriwijaya yang berdiri mulai dari abad ke-7 hingga abad ke-12.

Catatan historis memberitakan kiprah Sriwijaya berakhir di Jambi. Di sanalahkompleks percandian Muarajambi berada.

Baca juga:Harta Karun Sriwijaya Butuh 2 Hal Ini untuk Dipastikan Kebenarannya

Kendati belum ada bukti yang bisa menunjukkannya sebagai pusat Kadatuan Sriwijaya di Jambi, keberadaan situs ini berhubungan dengan masa kejayaan Sriwijaya.

Pada 2019 lalu, atas inisiasi Djarum Foundation dan Historia yang didukung oleh sejumlah arkeolog melakukan penelitian menggunakan teknologi Lidar di wilayah Kompleks Percandian Muarajambi.

Ini adalah pertama kalinya teknologi Lidar digunakan dalam dunia arkeologi Indonesia.

Sehingga, penelitian dengan bantuan Lidar ini diharapkan bisa mengungkap lebih jauh peradaban percandian Muarajambi dan menambah pengetahuan baru serta rasa bangga generasi muda Indonesia.

Hasil pemindaian Lidar

Pemindaian Lidar telah dilakukan sejak tahun 2019. Hasilnya menunjukkan bahwaKompleks Percandian Muarajambi kemungkinan besar lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Arkeolog senior dari Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACB), Junus Satrio Atmojo dalam keterangan tertulis yang diterimaKompas.com mengungkap bahwa awalnya situs Muarajambi diperkirakan memanjang di tepi Sungai Batanghari sejauh 7,5 kilometer saja.kompas