REDAKSIRIAU.CO.ID, PEKANBARU – Peradaban Islam Mesir sudah dimulai sejak pemerintahan Umar bin Khattab. Umar saat itu mengirimkan seorang sahabat berdakwa di Mesir.

Saat Nabi Muhammad SAW masih hidup, wilayah Mesir diperintah oleh penguasa Romawi yang bernama Raja Muqauqis.

Nabi Muhammad SAW mengajaknya masuk Islam, namun Muqauqis menolak. Untuk menyampaikan rasa simpatinya, Muqauqis mengirimkan hadiah kepada nabi.

Menurut sejarawan barat, Philip K. Hitti dalam bukunya berjudul History of the Arabs, 1937, upaya untuk menyebarkan Islam ke Mesir dimulai kembali pada zaman khalifah Umar bin Khattab.

Salah seorang sahabat, Amru bin Ash memohon kepada khalifah Umar agar menyebarkan dakwah Islam ke Mesir.

Alasan Amru bin Ash ada dua. Pertama, rakyat Mesir hidup menderita dibawah penguasa Muqauqis.

Kedua, Mesir dianggap strategis dari wilayah militer dan perdagangan, serta tanahnya subur karena dialiri Sungai Nil.

Maka, dengan restu khalifah Umar, pada tahun 19 hijriah atau 650 masehi, Amru bin Ash berhasil membebaskan Mesir. Maka, dimulailah peradaban Islam Mesir.

Pasukan Amru bin Ash sebenarnya hanya berjumlah 400 orang saja, namun dengan bantuan rakyat Mesir, Muqauqis akhirnya menyerah dan melepaskan pemerintahan kaum muslimin.

Amru bin Ash kemudian mendirikan Kota Fustat (sekarang Kairo) sebagai ibukota Islam di Mesir. Didirikan juga masjid pertama di Benua Afrika, yaitu Masjid Amru bin Ash.

Peradaban Islam Mesir sempat menjadi wilayah otonom Dinasti Abbasiyah. Namun, setelah Dinasti Abbasiyah runtuh, berdirilah beberapa dinasti yang sempat memerintah Mesir, seperti Dinasti Tulun, Ikhsyidiyah, Fatimiyah, Ayyubiyah, dan Mamluk. 

 

Bertuahpos.com