REDAKSIRIAU.CO.ID Demikian dikatakan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya pada Senin pagi (06/08).

Korban terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Utara yang merupakan pusat gempa, kata Humas Basarnas Mataram, Agus Hendra Sanjaya.

Agus mengatakan korban meninggal lain tersebar, termasuk di kota Mataram dan Lombok Barat, dan bahwa angka korban ini adalah sementara dan "hingga pukul 01:00 WITA Senin 6 Agustus masih dilakukan evakuasi oleh tim rescue Basarnas Mataram."

"Korban rata-rata mengalami luka di bagian kepala dan patah tulang akibat reruntuhan," kata Agus kepada BBC News Indonesia.

"Kita sudah menyebar tim di wilayah terdampak paling parah. Kesulitan yang kami alami, mengingat masih terjadinya gempa susulan berskala kecil mengakibatkan kemacetan di jalan. Akhirnya membuat kami kesulitan. Dan listrik, penarangan padam total," kata Agus.

Image copyrightANTARAPasien diungsikan ke luar rumah sakit di Mataram menyusul gempa kuat berkekuatan tujuh pada Skala Richter Minggu (05/08).

Image captionPasien diungsikan ke luar rumah sakit di Mataram menyusul gempa kuat berkekuatan tujuh pada Skala Richter Minggu (05/08).

Para petugas juga telah menghimbau warga agar tak bermalam di dalam rumah karena masih ada gempa susulan.

"Untuk saat ini warga sudah kami himbau agar tidak bermalam di dalam rumah. Mengingat masih terjadinya gempa susulan. Sudah kami himbau menggunakan pengeras suara," kata Aguus

Di ibu kota NTB, Mataram sendiri, warga berkumpul di tempat-tempat terbuka dalam suasana gelap karena listrik padam.

"Kami takut sekali, ada gempa susulan. Banyak orang masih berkumpul di lapangan," tutur Ari, seorang penduduk Mataram.

Image copyrightAHMAD SUBAIDI/ANTARAWarga Mataram

Image captionWarga menaiki sepeda motor dan mobil menuju ke tempat-tempat terbuka atau lebih tinggi.

Gempa susulan terjadi sampai belasan kali.

"Hingga saat ini telah ada 14 kali gempa susulan," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada media di Jakarta.

Image copyrightANTARAWarga Mataram

Image captionWarga Mataram berhamburan keluar dari rumah begitu gempa mengguncang pada Minggu malam (05/08).

Sementara warga yang tinggal di Mataram lain, Raka Akriani, mengatakan dalam pesan singkat guncangan yang terjadi dibandingkan gempa pada tanggal 29 Juli lalu, "lebih besar."

"Takuuuttt saya, gempanya besarrrrrr dan berulang kali," kata Raka, dari radio mitra BBC, Global Lombok.

Gempa utama dengan kekuatan tujuh pada Skala Richter

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Prof Ir. Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa di Pulau Lombok yang terjadi pada tanggal 29 Juli lalu merupakan gempa pendahuluan dengan kekuatan 6,4.

Image copyrightSONNY TUMBELAKA/AFPKerusakan di Bali

Image captionGempa di Lombok Utara dirasakan di Bali dan menimbulkan kerusakan.

"Gempa hari ini kami simpulkan sebagai gempa utama yang mencapai magnitudo tujuh. Ini yang tinggi kekuatannya," jelasnya dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir.

Dengan demikian, lanjutnya, gempa lebih besar lagi diperkirakan tidak akan terjadi sebab sebagian energi yang tersimpan sudah terlepas melalui gempa pertama dan gempa hari ini (05/08).

Menurut Kepala BMKG Prof Ir. Dwikorita Karnawati, Pulau Lombok mempunyai dua generator pembangkit gempa bumi, dan yang berperan kali ini satu generator saja.

Ia merujuk pada patahan naik atau sesar naik Flores.

"Di sebelah utara Pulau Lombok, tepatnya di Laut Flores, terdapat sesar atau patahan batuan. Ini kondisi tetonika atau pergerakan lempeng-lempeng penyusun kerak bumi," jelas Dwikorita Karnawati.

Di sebelah selatan dari Pulau Lombok, tepatnya di Samudera Hindia, terjadi tumpukan lempeng Samudera Indo-Australia menumpuk ke arah lempeng Asia, Eurasia melewati bagian bawah Lombok.

Pihak berwenang sempat mengeluarkan peringatan tsunami, tetapi peringatan itu dicabut karena ketinggian air yang masuk ke daratan diperkirakan hanya sekitar 10- 13 cm, sebagaimana dikatakan oleh Sutopo Purwo Nugroho.