REDAKSIRIAU.CO, PEKANBARU - Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprediksi pada bulan Mei Riau masuk musim panas. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG, Slamet Riyadi mengatakan prediksi pada bulan April ada penghangat suhu di pasifik timur yang memicu pada elnino. Ini kasus yang cukup unik dan perlu mendapat perhatian khusus.

"Semua memprediksi indikasi elnino sudah mulai muncul pada bulan Mei-Juni. Indeknya meningkat pada periode Juni, Juli dan Agustus," katanya, Kamis (27/04/2017) dalam Rakor pengendalian Karhutla yang berlangsung di Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru.

Dia menjelaskan, peluang kejadian elnino 59% pada Mei dan meningkat 60% lebih pada Juli Agustus. Berdasarkan monitoring hari tampa hujan pada bulan April masih terpantau normal hingga saat ini.

Namun diperkirakan hingga habis bulan ini, kata Slamet, intensitas curah hujan masih cukup tinggi. Kisaran 200 sampai 400 milimeter. Indek kekeringan April ini masih basah namun untuk di wilayah pesisir Riau sudah muali mengering. "April Mei dan Juni rata-rata curah hujan terpantau terus menurun. Peridiksi pada Mei rendah sanpai sedang. Meski masuk elnino curah hujan rendah masih akan terjadi," ujarnya.

Pada bulan Juni justru didominasi sifat hujan rendah, yakni di bawah normal, termasuk pada bulan Juli dan berlangsung hingga September nanti puncak musim kemarau. Sementara itu, untuk potensi banjir pada bulan ini masih tergolong aman. Waspada terhadap kabut asap harus dilakukan antisipasi sejak dini. Mengingat ada prediksi elnino menjelang akhir tahun 2017.

"Waspada hotspot itu harus sudah dilakukan pada bulan Juni nanti. Karena pada bulan Mei diperkirakan juga ada tapi masih bisa diatasi," tambahnya.