Di Kampung Ini, Buah Putat Jadi Santapan Lalap yang Mengenyangkan
REDAKSIRIAU.CO, PEKANBARU - Buah putat mungkin aneh bagi masyarakat di wilayah perkotaan. Tapi tidak bagi masyarakat di perkampungan. Bahkan buah dari keluarga Lecythidaceae ini menjadi Santapan lalap yang mengenyangkan.
Di Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil, Riau, misalnya. Buah putat tumbuh liar di sepanjang aliran sungai tropis. Habitat tanaman pohon ini memang tumbuh subur di wilayah perairan.
Di negeri jiran Malaysia, tumbuhan ini begitu populer. Bahkan memberikan khasiat yang luar biasa bagi kesehatan. Kalau di Kampung-kampung, buah putat tersedia dalam piring menjadi lalapan yang mengenyangkan. Rasanya pahit-kelat. Buah yang sudah bersih dipotong kecil kemudian dicocol dengan sambal terasi.
"Makannya dengan sambal terasi dan nasi, jadi ulam (lalapan) kalau di sini," kata Sarkawi, warga di desa itu.
Selain buah, yang terkenal adalah pucuk putat untuk dijadikan lalapan. Di Malaysia sendiri, ulam pucuk putat ini tersedia di restoran mewah, bahkan. Banyak sumber menyebutkan terdapat lebih dari 40 spesies pokok putat. Yang dikonsumsi biasanya jenis putat air.
Pohon Putat Kampung (Barringtonia racemosa) tumbuh dikawasan yang lembab atau tebing sungai di negara kita secara semulajadi. Dia mampu tumbuh sehingga 20-25 meter dengan dahan merimbun dan pokok menegak.
Daun putat berbentuk lonjong, panjang dan agak tebal di pinggirannya bergerigi kecil dan berwarna merah keunguan saat masih muda. Kemudian bertukar menjadi hijau apabila matang. Pucuk putat yang muda dan lembut inilah yang dipetik untuk dijadikan ulam yang mempunyai rasa asam, kelat dan lemak.
Bunga pokok putat mempunyai empat kelopak. Kuncupnya berwarna ungu atau putih mengikut spesies. Buahnya mempunyai banyak bentuk seperti bentuk bulat, bulat bujur atau bersegi lapan dan sebagainya berwarna hijau terang ketika muda. Ukuran buah lingkungan 6-8 cm panjang dan 3-5 cm lebar mengandungi biji benih yang berbentuk leper. Penasaran dengan bentuk dan rasanya?