Haru, Nadif Ikuti Wisuda Virtual Seorang Diri di Makam Sang Ayah, Ini Ceritanya

REDAKSIRIAU. CO. ID  Mochamad Nadif Nasrulla (23) mahasiswa Jurusan Hukum Syariah IAIN Purwokerto mengikuti wisuda virtual seorang diri di makam sang ayah pada Selasa (24/11/2020).  Makam sang ayah berada di TPU yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya di Desa Karangsari Kecematan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara.  Keputusan tersebut ia ambil untuk mewujudkan mimpi sang ayah yang ingin menemani anaknya saat wisuda.  

Selain itu ia ingin menebus kesalahannya karena saat sang ayah meninggal setahun lalu, Nadif sedang di luar kota.  Baca juga: Mahasiswa IAIN Purwokerto Ikuti Wisuda Virtual Seorang Diri di Makam Ayah, Nadif: Benar-benar Trenyuh  Kala itu, menurut Nadif ia mengikuti kegiatan selama 10 hari di Semarang. Saat akan pulang, sang ayah menghembuskan napas terakhirnya.

 "Sebelum meninggal, via telepon ayah menginginkan saya pulang, tapi saya lagi ngurus kegiatan 10 hari full, jadi memutuskan tidak pulang. Kegiatan hari terakhir saya ke Semarang, pagi harinya ayah enggak ada," ujar Nadif saat dihubungi, Rabu (25/11/2020).

Loading...

 "Itu salah satu penyesalan saya yang mendalam bagi seorang aktivis yang terlalu memperjuangkan kepentingan umum. Ini pelajaran Mochamad Nadif Nasrulla (23) mahasiswa Jurusan Hukum Syariah IAIN Purwokerto mengikuti wisuda virtual seorang diri di makam sang ayah pada Selasa (24/11/2020).  Makam sang ayah berada di TPU yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya di Desa Karangsari Kecematan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara.  Keputusan tersebut ia ambil untuk mewujudkan mimpi sang ayah yang ingin menemani anaknya saat wisuda.

 Selain itu ia ingin menebus kesalahannya karena saat sang ayah meninggal setahun lalu, Nadif sedang di luar kota.  Baca juga: Mahasiswa IAIN Purwokerto Ikuti Wisuda Virtual Seorang Diri di Makam Ayah, Nadif: Benar-benar Trenyuh  Kala itu, menurut Nadif ia mengikuti kegiatan selama 10 hari di Semarang. Saat akan pulang, sang ayah menghembuskan napas terakhirnya.  "Sebelum meninggal, via telepon ayah menginginkan saya pulang, tapi saya lagi ngurus kegiatan 10 hari full, jadi memutuskan tidak pulang. Kegiatan hari terakhir saya ke Semarang, pagi harinya ayah enggak ada," ujar Nadif saat dihubungi, Rabu (25/11/2020).

 "Itu salah satu penyesalan saya yang mendalam bagi seorang aktivis yang terlalu memperjuangkan kepentingan umum. Ini pelajaran buat teman-teman semua, bagaimanapun keluarga adalah prioritas utama, keluarga adalah tempat kita pulang," pesan Nadif.buat teman-teman semua, bagaimanapun keluarga adalah prioritas utama, keluarga adalah tempat kita pulang," pesan Nadif . kompas

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...