Kuburan juga Kerap Disalahgunakan, Jadi Tempat Mesum Remaja Nakal

REDAKSIRIAU.CO Tak hanya jadi tempat bermain bocah, tempat pemakaman umum (TPU) di Kapuk, Cengkareng, Jakbar, juga kerap dijadikan tempat anak muda berpacaran. Warga sekitar kerap mengeluh, kuburan malah jadi tempat mesum.

Keluhan ini diungkapkan Paino, warga RT 01/RW 02, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakbar. Saban malam minggu, TPU ramai kedatangan anak-anak muda. 

"Kalau malam minggu semakin malam penuh. Kadang anak-anak SD pacaran. Anak-anaknya dibilangin susah. Mau diusir juga pada balik lagi," ujar Paino saat berbincang di TPU Kapuk di Jalan Kebon Jahe, Kapuk, Jakarta Barat, Minggu (19/3/2015).

Jika malam, lampu penerangan di TPU yang sudah satu setengah tahun diperbaiki sangat minim. Kondisi remang-remang ini yang membuat remaja menyalahgunakan lokasi.

"Lebih pinteran mereka juga. Anak-anak SD ciuman, kepala nisan dijadiin bantal. Kalau malam berisik. Kita mau ngusir nanti takutnya masalah sama orang tuanya," ujar Paino.

Paino yang sudah puluhan tahun tinggal di daerah tersebut juga pernah didatangi seorang bapak yang mencari anaknya karena diduga berada di kuburan tersebut.

"Tidak lama anaknya datang, dan digebukin sama bapaknya. Saya bilang ke bapaknya, kalau kita yang marahin takutnya bapak tidak terima," terang Paino.

Sebagai warga, Paino hanya ingin TPU tersebut aman. Pengurus TPU juga harus lebih tegas dalam menjaga makam. "Warga pengennya rapi, biar aman. Jangan buat mesum buat kejahatan. Sebagai pemilik kuburan yang keluarganya dikurburkan disitu juga tidak terima kalau kuburannya rusak," tegas Paino.

Sementara itu pengurus TPU Kapuk, Saari membantah kuburan kerap dijadikan lokasi mesum. Sebab saat ini lampu penerangan selalu menyala pada malam hari. 

"Sebelum ada lampu mungkin ada. Tapi sekarang penerangan sudah menyala setiap malam. Jadi belum ada ditemukan yang mesum," jelas Saari.

Selain itu, setiap malam ada petugas yang diminta menjaga TPU. Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian.

"Kita kan tugasnya dari jam 8 pagi sampe 5 sore. Setelah itu sebenarnya bukan tugas kita namun tetap kita jaga. Kita juga sudah koordinasi dengan kapolsek. Malah program Sigatan (Sistem Pencegahan Kejahatan) pernah dilakukan disini," terang Saari.

Memang pernah ada rencana membuat pagar mengelilingi TPU. Tapi hal itu batal karena warga menolak. 

"Saya pagar semua pakai anggaran pemerintah warga marah. Karena tidak ada jalan lagi. Soalnya TPU itu penghubung dengan pasar," terang Saar

Kompas.com

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...